Bercerita, apa saja. Bermimpi, apa saja. Menjadi konyol. Tertawa manis dengan gigi-gigi yang tak pernah absen. Lalu kamu tersenyum. Entah karena bagimu aku terlalu naif, atau karena cara tertawaku itu aneh. Atau karena memang tertawaku itu manis? (Ah, izinkanlah aku narsis)
Kalau kamu duduk di depanku, pasti kamu sudah menulis sebuah kertas, “Hai, jilbabnya dibenarkan. Jangan asal seperti itu.” Lalu aku malah tertawa lagi (kata temanku, jilbab seperti ini lebih manis, tapi memang berantakan 😛 ). Diam-diam kamu mungkin sebal melihatku tertawa terus. Tapi kamu pasti tahu, kapan aku tertawa bahagia, atau kapan aku tertawa supaya bahagia. Dan kamu tahu, sekarang aku berada dalam tertawa yang mana.
Lalu aku diam, menutup tawaku, menulis. Sejak 18%, sampai sekarang pojok layarku sudah mengingatkan. 10% lagi. Aku masih ingin berbicara. Tapi baterai menghentikan jemariku. Izinkan aku tertawa lagi, kali ini lebih manis. Paling, sambil sedikit membentuk kaca-kaca. :’)
Kampus,
12 September 2012
20.49 WLH
-makinabsurd-
ada saat manusia begitu berbeda dari biasanya.