Nggak tahu kenapa, ketika banyak orang berbicara seperti itu, hati saya seperti berdegup, berusaha berkata lain, bahwa bukan seperti itulah seharusnya. Kuliah memang sarana untuk mencari ilmu dan ilmu itu kita gunakan untuk bekal hidup di dunia dan di akhirat. Bekal hidup di dunia salah satunya adalah bekerja untuk mencari nafkah. Lalu apa yang salah jika niat kita kuliah adalah untuk mencari kerja?
Sebenarnya tidak ada yang salah jika sebelum kuliah kita memilih jurusan, memikirkan prospek kerjanya, lalu mempertimbangkan apakah sesuai dengan yang kita mau atau bukan, apakah kita mampu atau tidak menghadapinya di zaman nanti, dan pertimbangan lainnya. Tapi jika pekerjaan dijadikan niat atau alasan mendasar memilih suatu jurusan di bangku kuliah, entah kenapa, saya merasa seakan-akan ilmu yang kita cari hanya berorientasi pada pekerjaan yang berujung materi semata. Lalu di mana niat ‘lillahi ta’ala’ dalam mencari ilmu?
Ketika para siswa lulus SMA, lalu memilih jurusan di universitas atau institusi, kebanyakan dari mereka memilihnya atas dasar “Cari kerjanya mudah nggak nanti?”. Kenapa sangat jarang yang bertanya, “Apa ilmu yang saya dapat dari jurusan itu yang bisa saya kembangkan nantinya?”
Saya masih ingat sekali, seorang guru SMAku berpesan pada anak-anaknya yang duduk di kelas XII, “Mantapkan pilihan kamu. Jangan memikirkan pekerjaannya dulu, tapi yang terpenting adalah, kamu suka dengan pilihan yang kamu pilih. Jika kamu suka insyaAllah kamu akan mendapatkan ilmunya dengan baik. Jika kamu tahu ilmunya dengan baik, insyaAllah rezeki (pekerjaan) akan mudah pula mengikutimu.”
Memang benar, mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi umat islam maka niatkanlah kuliahmu hanya untuk mencari ilmu, hanya untuk meraih ridlo-Nya. Bukankah lebih baik niatnya seperti itu? Semuanya kita tujukan untuk meraih ridlo Allah, karena orientasi kita bukan hanya untuk dunia yang fana, tetapi juga untuk akhirat.
hanya sebuah coretan atas celotehan hati.
Wallahualam bisshawab
Catatan usang
Pojok Biru 2,
Maret 2011